Sabtu, 21 April 2012

My FanFic


Title: Hadiah Terakhir
Genre: Friendship, Romance
Author: Ghea Dwi Apriliana

Disebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang gadis yang tinggal sendiri. Sebut saja namanya Kuchiki Rukia (disini ceritanya masih muda ye). Gadis ini telah sakit parah. Setelah ditinggal mati orang tuanya, keadaannya makin memprihatinkan. Tapi yang lebih memprihatinkan, tak ada tetangganya yang simpati terhadapnya. Mereka hanya menikmati kekayaannya sendiri tanpa memikirkan keadaan tetangga yang lain, termasuk kepada Rukia. Tapi, ada 1 orang yang selalu membantu dan bersimpati kepada Rukia. Ia adalah Kurosaki Ichigo, murid kelas 2 dari SMA Karakura. Ia adalah teman sekelas Rukia sewaktu Rukia bersekolah dulu. Tapi, Rukia terpaksa putus sekolah karena keadaan ekonomi dan sakitnya itu.

Pada siang hari …………..
Tok tok tok (ceritanya suara ketok pintu)
“Masuk! Tak dikunci..” teriak Rukia dari dalam rumah
Orang tersebut membuka pintu, dan menghampiri Rukia yang sedang duduk di sofa yang sudah tak layak pakai sambil menenteng *?* rantang di tangannya.
“Ichigo, sudah berkali-kali kubilang tak usah datang membawa makanan untukku. Menghabiskan uangmu saja!” ujar Rukia.
“Sudah kubilang juga jangan bilang seperti itu! Aku mau kau makan agar kau terlihat lebih sehat. Aku suka melihatmu seperti itu dibanding terlihat seperti orang kelaparan. Hahaha..” balas Ichigo.
“Aku tak kelaparan. Perutku sudah terlatih. Lagipula aku juga tak mungkin bisa sehat kembali!” Sambil mengalihkan pandangan.
Tiba-tiba ada sendok yang diarahkan ke mulutnya.
“Buka mulutnya, jelek!”
“Aku tak lapar! Aku bisa makan sendiri!”
Ichigo menatapnya dengan penuh berharap agar Rukia mau membuka mulutnya. Dan akhirnya secara perlahan Rukia mau membuka mulutnya dan makanan berhasil masuk ke mulutnya.
Setelah beberapa suapan, Rukia merasa telah merepotkan temannya itu.
“Aku sudah kenyang.” Ujar Rukia
“Bohong..” balas Ichigo
“Serius. Aku sudah kenyang.”
“Apa kau merasa aku telah direpotkan olehmu?”
Seketika wajah Rukia berubah karena isi hatinya seperti telah terbaca oleh Ichigo.
“Santai saja! aku tak merasa direpotkan. Kita kan teman! Hehehe.. Ayo buka mulutnya lagi!”
Dengan wajah muram akhirnya Rukia melanjutkan makannya sampai habis.

(di skip aja XD)

Keesokan harinya, Ichigo datang lagi membawa makanan untuk Rukia. Dan seperti biasa, ia memaksa Rukia untuk makan. Tapi dibalik itu, Ichigo telah merencanakan sesuatu untuk temannya itu. setelah selesai makan, Ichigo menaruh Rukia di kursi roda dan membawanya ke sekolah Rukia dulu.

Di perjalanan ……..
“Hei rambut orange, kita mau kemana? Jangan bawa aku terlalu jauh dari rumah!” tanya Rukia dengan wajah panik.
“Sudahlah! Ikuti saja. Lagipula kau sudah lama tak keluar rumah, hn?”
“Iya tapi jangan terlalu jauh!”
“Hahaha.. Wajahmu panik, nona!”
“Aku takut kalau kau yang membawaku. Kau tak bisa dipercaya!”
Ichigo berhenti sejenak dan berdiri di depan Rukia.
“A.. Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?” muka Rukia makin panik.
Ichigo terdiam dengan wajah serius……
“Aku salah ya? Ma.. maafkan aku!” Rukia hampir menangis.
Tiba-tiba Ichigo menunduk dan mencium kening Rukia.
“Apa sekarang sudah bisa dipercaya?” Tanya Ichigo.
Rukia jelas kaget dengan perlakuan temannya itu. Ia tak bisa berkata-kata dan pipinya memerah. Raut wajahnya berubah menjadi malu. Karena Ichigo adalah pria idamannya.
“Hahaha.. Ayo jalan lagi!” Ichigo berusaha mencairkan suasana dan mendorong Rukia sampai tempat tujuan.

…………….

Didepan gerbang SMA Karakura, Ichigo terus mendorong Rukia sampai ke dekat tangga. Karena kursi roda tak bisa menaiki tangga, dengan suka rela Ichigo menggendong Rukia sampai ke lantai 2.
“Ichi, apa ini tak merepotkanmu?”
Ichigo tak menjawab pertanyaan Rukia.
Sampailah mereka di kelas 10-6, kelas mereka dulu. Ichigo membawa Rukia ke tempat duduk Rukia dulu dan menaruhnya disana. Lalu tangan Ichigo seperti memberi kode, dan satu persatu teman-temannya datang ke kelas menyambut Rukia. Melihat itu raut wajah Rukia berubah menjadi senang dan bahagia.
Lalu dengan serentak mereka mengucapkan “Otanjoubi Omedetou!”
Rukia baru tersadar kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya. Semua rasa perih dan penderitaan yang selama ini dirasakan terhapus oleh kejutan itu. Untuk pertama kalinya, Rukia bisa tersenyum dan tertawa dengan puas karena rasa bahagianya telah mencapai puncak.
Tiba-tiba 2 orang temannya lagi baru masuk ke dalam kelas dengan membawa gitar.
“Hitsu, Gin, apa kau siap?” tanya Ichigo.
Mereka berdua mengangguk. Lalu Hitsugaya dan Gin mengiringi nyanyian Ichigo menggunakan gitar.
“Rukia, ini lagu dari kami semua untukmu. Judulnya I’ll Be There. Selamat menikmati!” kata Ichigo
You and I must make a pact
We must bring salvation back
Where there is love
I'll be there
I'll reach out my hand to you
I'll have faith in all you do
Just call my name
And I'll be there 

I'll be there to comfort you
Build my world of dreams around you
I'm so glad I found you yeah
I'll be there with a love so strong
I'll be your strength
You know I'll keep holding on


Let me fill your heart with joy and laughter
Togetherness, well it's all I'm after
Just call my name and 
I'll be there
I'll be there to protect you
With an unselfish love that respects you
Just call my name
And I'll be there

Chorus:
I'll be there to comfort you
Build my world of dreams around you
You know I'm so glad that I found you
I'll be there with a love so strong
I'll be your strength
You know I'll keep holding on

See, if you should ever find someone new
I know she better be good to you
'Cause if she doesn't then
I'll be there

Don't you know baby yeah yeah
I'll be there
I'll be there
Just call my name and 
I'll be there

I'll be there, baby
You know I'll be there
Just call my name and
I'll be there
Just look over your shoulder
Just call my name and
I'll be there
Mendengar nyanyian itu secara tak sadar air mata Rukia jatuh.
“Terima kasih semuanya! Aku baru sadar ternyata banyak yang peduli padaku. Terima kasih banyak!” ujar Rukia sambil berlinang air mata kebahagiaan.
Semuanya tersenyum kepada Rukia. Senyuman yang tulus dilemparkan. Penderitaan yang selama ini Rukia alami, berhasil diobati dengan kejutan ini.

…………………………..

Di perjalanan pulang yang ditemani oleh Ichigo, Rukia masih merasa senang dengan kejutan tadi. Tapi tanpa sadar, darah mengucur dari hidung Rukia dan Rukia pingsan di kursi rodanya. Ichigo tak menyadarinya dan terus mengantarnya sampai pulang.
“Kita sampai dirumahmu, jelek!”
Rukia tak menjawab dan terus menunduk.
“Jelek? Hoi nona..” Ichigo mulai mengguncang tubuh Rukia
“Ruki! Hei! Rukia!” Ichigo panik. Saat melihat darah yang terus keluar dari hidung Rukia, ia semakin panik.
Dengan cepat ia menelpon ambulance. Setelah menelpon ia membaringkan Rukia di atas sofa yang biasa diduduki Rukia.
Ruki.. Sadarlah..” ucap Ichigo dalam hati.
Tak lama kemudian ambulance datang untuk membawa Rukia. Dan tentu saja ditemani Ichigo. Pendarahan Rukia makin parah saat di ambulance. Itu membuat Ichigo semakin sedih dan tak bisa menahan tangisnya.

…………………………

Sesampainya di RS Rukia langsung dibawa ke ICU karena keadaannya sudah parah. Ichigo hanya bisa menunggu keputusan dokter dan berdoa di ruang tunggu. Tiba-tiba ia teringat senyum tulus Rukia saat disekolah tadi sore. Ia tak siap kehilangan sahabatnya sekaligus orang yang ia sukai sejak pertama bertemu itu. Tak lama kemudian dokter datang.
Cklek.. (ceritanya suara pintu dibuka)
Ichigo langsung menghampiri dokter tersebut.
“Bagaimana keadaannya?!” tanya Ichigo dengan wajah panik
Dokter hanya menggeleng dan hanya bisa bilang “Maaf..”
Ichigo langsung menunduk dengan wajah muram.
“Bolehkah aku melihatnya?”
Dokter hanya mengangguk.
Ichigo langsung berlari ke ruangan dan menghampiri Rukia yang sudah terbaring tak bernyawa. Ia tak percaya dihadapannya ada jasad wanita yang ia idam-idamkan selama ini. Ia belum menyatakan perasaannya, itu yang paling ia sesali. Dengan air mata yang berlinang, dan dengan memegang tangan Rukia, ia berkata ……
“Aku mencintaimu, Kuchiki Rukia..”

…………………………..

The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar